Monday, March 11, 2013

Cintanya Adalah Keberuntunganku

Aku selalu memiliki mimpi untuk membahagiakan. Aku percaya dengan membahagiakan maka kita akan dapat bahagia. Bahagia dalam wujud nyata atau hanya berbuah impian. Impian yang akhirnya harus aku telan bulat-bulat karena kenyataan yang kontra. Karena denganmu sungguh aku tau bagaimana sebuah kesederhanaan menjadikan bahagia berlipat ganda itu dengan cara syukuri semua hal.

Tanpa henti aku menulis sebuah nama dengan ukiran paling sulit, sehingga nantinya hanya aku yang dapat mengartikan, tapi cintamu tidak serumit itu. Ketika aku merasakan bagaimana cinta itu ada dalam dasar dan mungkin jangkauannya baru dapat terlihat dengan teropong paling canggih di dunia. Apa teropong itu diciptakan oleh manusia? Tidak! nyatanya itu kekuasaan-Nya menciptakan satu rasa sejak pertama ada. Apa kamu juga merasakan hal yang sama? Takut kehilangan yang muncul ketika rasa sulit untuk dikendalikan. Waktu yang terasa terlalu sebentar ketika dudukmu hanya satu jengkal dari tempatku bersandar. Cinta yang terasa sangat dalam ketika senyum itu membuahkan sebuah tanya "Akankah senyum ketulusan itu terus di sini?"

Cinta yang tidak terasa dengan alat raba, tapi ketika aku melihatnya jelas tergambar bagaimana Sang Pencipta menghadiahkan dirinya untukku. Wujud penenang dari segala keindahan fana di dunia, satu wujud keikhlasan dari berbagai tulus yang dibuat-buat. Kini cara ia berdiri mengingatkan aku caranya ia mengokohkan tubuhnya ketika aku dengan segala penuntutan membuatnya mengelus dada. Kini cara ia menatap mengingatkan aku caranya ia menunjuk satu tujuan tentang kebahagiaan aku dan keluarga. 

Tanpamu duniaku bagai kertas usang yang siap dibakar. Dibakar yang abunya siap beterbangan dan jelas telah kehilangan manfaatnya. Mencintaimu sungguh menjadi keutamaan. Karena dari sekian banyak cinta yang datang, entah cinta yang datang dengan kepalsuan, atau cinta yang datang dengan kecukupan buaian. Sungguh cintamu yang menduduki tingkatan tertinggi setelah Tuhan. Ya kamu mengajarkanku untuk mencintai Tuhan dengan menjadikannya sebuah kebutuhan dalam kehidupan.


Ibu, cintamu sungguh sederhana. Tidak penuh janji tapi memenuhi ciri-ciri tentang cinta tanpa syarat. Ketika aku tau keberadaanku di dunia adalah keberkahan Tuhan yang dititipkan melalui rahim penuh ketangguhan. Maka hal-hal yang membahagiakanmu akan kucarikan sumbernya, untuk kemudian aku penuhi secara berkala. Cinta Ibu adalah keberuntunganku yang tidak diciptakan secara kebetulan. Cinta yang dipoles dengan keajaiban kuasa Tuhan dengan iringan merdu suatu kesatuan keluarga dalam atap kesederhanaan.

No comments:

Post a Comment

Pelanggan Mampir



Monday, March 11, 2013

Cintanya Adalah Keberuntunganku

Aku selalu memiliki mimpi untuk membahagiakan. Aku percaya dengan membahagiakan maka kita akan dapat bahagia. Bahagia dalam wujud nyata atau hanya berbuah impian. Impian yang akhirnya harus aku telan bulat-bulat karena kenyataan yang kontra. Karena denganmu sungguh aku tau bagaimana sebuah kesederhanaan menjadikan bahagia berlipat ganda itu dengan cara syukuri semua hal.

Tanpa henti aku menulis sebuah nama dengan ukiran paling sulit, sehingga nantinya hanya aku yang dapat mengartikan, tapi cintamu tidak serumit itu. Ketika aku merasakan bagaimana cinta itu ada dalam dasar dan mungkin jangkauannya baru dapat terlihat dengan teropong paling canggih di dunia. Apa teropong itu diciptakan oleh manusia? Tidak! nyatanya itu kekuasaan-Nya menciptakan satu rasa sejak pertama ada. Apa kamu juga merasakan hal yang sama? Takut kehilangan yang muncul ketika rasa sulit untuk dikendalikan. Waktu yang terasa terlalu sebentar ketika dudukmu hanya satu jengkal dari tempatku bersandar. Cinta yang terasa sangat dalam ketika senyum itu membuahkan sebuah tanya "Akankah senyum ketulusan itu terus di sini?"

Cinta yang tidak terasa dengan alat raba, tapi ketika aku melihatnya jelas tergambar bagaimana Sang Pencipta menghadiahkan dirinya untukku. Wujud penenang dari segala keindahan fana di dunia, satu wujud keikhlasan dari berbagai tulus yang dibuat-buat. Kini cara ia berdiri mengingatkan aku caranya ia mengokohkan tubuhnya ketika aku dengan segala penuntutan membuatnya mengelus dada. Kini cara ia menatap mengingatkan aku caranya ia menunjuk satu tujuan tentang kebahagiaan aku dan keluarga. 

Tanpamu duniaku bagai kertas usang yang siap dibakar. Dibakar yang abunya siap beterbangan dan jelas telah kehilangan manfaatnya. Mencintaimu sungguh menjadi keutamaan. Karena dari sekian banyak cinta yang datang, entah cinta yang datang dengan kepalsuan, atau cinta yang datang dengan kecukupan buaian. Sungguh cintamu yang menduduki tingkatan tertinggi setelah Tuhan. Ya kamu mengajarkanku untuk mencintai Tuhan dengan menjadikannya sebuah kebutuhan dalam kehidupan.


Ibu, cintamu sungguh sederhana. Tidak penuh janji tapi memenuhi ciri-ciri tentang cinta tanpa syarat. Ketika aku tau keberadaanku di dunia adalah keberkahan Tuhan yang dititipkan melalui rahim penuh ketangguhan. Maka hal-hal yang membahagiakanmu akan kucarikan sumbernya, untuk kemudian aku penuhi secara berkala. Cinta Ibu adalah keberuntunganku yang tidak diciptakan secara kebetulan. Cinta yang dipoles dengan keajaiban kuasa Tuhan dengan iringan merdu suatu kesatuan keluarga dalam atap kesederhanaan.

No comments:

Post a Comment

Monday, March 11, 2013

Cintanya Adalah Keberuntunganku

Aku selalu memiliki mimpi untuk membahagiakan. Aku percaya dengan membahagiakan maka kita akan dapat bahagia. Bahagia dalam wujud nyata atau hanya berbuah impian. Impian yang akhirnya harus aku telan bulat-bulat karena kenyataan yang kontra. Karena denganmu sungguh aku tau bagaimana sebuah kesederhanaan menjadikan bahagia berlipat ganda itu dengan cara syukuri semua hal.

Tanpa henti aku menulis sebuah nama dengan ukiran paling sulit, sehingga nantinya hanya aku yang dapat mengartikan, tapi cintamu tidak serumit itu. Ketika aku merasakan bagaimana cinta itu ada dalam dasar dan mungkin jangkauannya baru dapat terlihat dengan teropong paling canggih di dunia. Apa teropong itu diciptakan oleh manusia? Tidak! nyatanya itu kekuasaan-Nya menciptakan satu rasa sejak pertama ada. Apa kamu juga merasakan hal yang sama? Takut kehilangan yang muncul ketika rasa sulit untuk dikendalikan. Waktu yang terasa terlalu sebentar ketika dudukmu hanya satu jengkal dari tempatku bersandar. Cinta yang terasa sangat dalam ketika senyum itu membuahkan sebuah tanya "Akankah senyum ketulusan itu terus di sini?"

Cinta yang tidak terasa dengan alat raba, tapi ketika aku melihatnya jelas tergambar bagaimana Sang Pencipta menghadiahkan dirinya untukku. Wujud penenang dari segala keindahan fana di dunia, satu wujud keikhlasan dari berbagai tulus yang dibuat-buat. Kini cara ia berdiri mengingatkan aku caranya ia mengokohkan tubuhnya ketika aku dengan segala penuntutan membuatnya mengelus dada. Kini cara ia menatap mengingatkan aku caranya ia menunjuk satu tujuan tentang kebahagiaan aku dan keluarga. 

Tanpamu duniaku bagai kertas usang yang siap dibakar. Dibakar yang abunya siap beterbangan dan jelas telah kehilangan manfaatnya. Mencintaimu sungguh menjadi keutamaan. Karena dari sekian banyak cinta yang datang, entah cinta yang datang dengan kepalsuan, atau cinta yang datang dengan kecukupan buaian. Sungguh cintamu yang menduduki tingkatan tertinggi setelah Tuhan. Ya kamu mengajarkanku untuk mencintai Tuhan dengan menjadikannya sebuah kebutuhan dalam kehidupan.


Ibu, cintamu sungguh sederhana. Tidak penuh janji tapi memenuhi ciri-ciri tentang cinta tanpa syarat. Ketika aku tau keberadaanku di dunia adalah keberkahan Tuhan yang dititipkan melalui rahim penuh ketangguhan. Maka hal-hal yang membahagiakanmu akan kucarikan sumbernya, untuk kemudian aku penuhi secara berkala. Cinta Ibu adalah keberuntunganku yang tidak diciptakan secara kebetulan. Cinta yang dipoles dengan keajaiban kuasa Tuhan dengan iringan merdu suatu kesatuan keluarga dalam atap kesederhanaan.

No comments:

Post a Comment

Translate

Koki Blog

My photo
Jakarta , Indonesia
Panggil saya Tyas, tanpa Mirasih apalagi dengan Muncus. sekian