Sunday, April 19, 2015

Thanks


Bahkan tulisan hitam di kertas putih pun akan terlihat hitam. Ketika kamu sadar bukan tentang siapa yang berperan tapi tentang ada tidaknya kamu di dalam. Menyakitkan.
Pejar 500 watt pun sedari tadi terlihat meredup. Ketika aku sadar harapan tentang ketidakpastian semakin menjadi berperang sendiri. Memilukan.

Dengan kamu, aku dan sejuta cerita yang mungkin membuat sebagian awam geleng kepala. Ya entah paham atau tidak. Tapi memang aku salah satunya. Aku harus bagaimana ketika senja paling menguning ada di beberapa jengkal di depan matanya. Juga embun paling menggantung ada di ujung paling bawah dari sudut mata yang sering berharap tanpa isyarat. Meraba perlahan tanpa tau ada ujung runcing yang nantinya diam-diam mengintai. Aku tak takut sakit. Karena untuk mencintai pasti ada sakit. Tapi untuk sakit tidak harus saling mencintai.

Pernah dengar cerita dewa malam yang menghilang saat siang? Tidak? Memang tidak pernah ada. Itulah rasanya mendengar apa yang sangat asing di telinga.
Kamu bukan buram tapi hanya kadang kamu terlihat seperti bayangan. Kamu bukan hitam tapi hanya seperti siang di tengah malam.
https://justanormalone.files.wordpress.com/2013/02/seeds-photography-brown-tag-thank-you-binoculars.jpg 
Aneh? Tak paham? Bacalah berulang kali. Sampai mengerti rasanya seperti ini. Karena kadang yang tidak disadari hanya butuh sekian dan terima kasih.

4 comments:

  1. Biar ga redup kasih 500 Mwatt kak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pake obor ajalah sekalian teriakin maling. 😐

      Delete
  2. Mudahan gak salah paham sama tulisab mbak.

    sakit memang pasti dirasa, tapi apa salahnya merasakan sakit untuk menggapai cinta?

    ReplyDelete
  3. Pembaca bebas menafsirkan kok ka. Nice comment :)

    ReplyDelete

Pelanggan Mampir



Sunday, April 19, 2015

Thanks


Bahkan tulisan hitam di kertas putih pun akan terlihat hitam. Ketika kamu sadar bukan tentang siapa yang berperan tapi tentang ada tidaknya kamu di dalam. Menyakitkan.
Pejar 500 watt pun sedari tadi terlihat meredup. Ketika aku sadar harapan tentang ketidakpastian semakin menjadi berperang sendiri. Memilukan.

Dengan kamu, aku dan sejuta cerita yang mungkin membuat sebagian awam geleng kepala. Ya entah paham atau tidak. Tapi memang aku salah satunya. Aku harus bagaimana ketika senja paling menguning ada di beberapa jengkal di depan matanya. Juga embun paling menggantung ada di ujung paling bawah dari sudut mata yang sering berharap tanpa isyarat. Meraba perlahan tanpa tau ada ujung runcing yang nantinya diam-diam mengintai. Aku tak takut sakit. Karena untuk mencintai pasti ada sakit. Tapi untuk sakit tidak harus saling mencintai.

Pernah dengar cerita dewa malam yang menghilang saat siang? Tidak? Memang tidak pernah ada. Itulah rasanya mendengar apa yang sangat asing di telinga.
Kamu bukan buram tapi hanya kadang kamu terlihat seperti bayangan. Kamu bukan hitam tapi hanya seperti siang di tengah malam.
https://justanormalone.files.wordpress.com/2013/02/seeds-photography-brown-tag-thank-you-binoculars.jpg 
Aneh? Tak paham? Bacalah berulang kali. Sampai mengerti rasanya seperti ini. Karena kadang yang tidak disadari hanya butuh sekian dan terima kasih.

4 comments:

  1. Biar ga redup kasih 500 Mwatt kak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pake obor ajalah sekalian teriakin maling. 😐

      Delete
  2. Mudahan gak salah paham sama tulisab mbak.

    sakit memang pasti dirasa, tapi apa salahnya merasakan sakit untuk menggapai cinta?

    ReplyDelete
  3. Pembaca bebas menafsirkan kok ka. Nice comment :)

    ReplyDelete

Sunday, April 19, 2015

Thanks


Bahkan tulisan hitam di kertas putih pun akan terlihat hitam. Ketika kamu sadar bukan tentang siapa yang berperan tapi tentang ada tidaknya kamu di dalam. Menyakitkan.
Pejar 500 watt pun sedari tadi terlihat meredup. Ketika aku sadar harapan tentang ketidakpastian semakin menjadi berperang sendiri. Memilukan.

Dengan kamu, aku dan sejuta cerita yang mungkin membuat sebagian awam geleng kepala. Ya entah paham atau tidak. Tapi memang aku salah satunya. Aku harus bagaimana ketika senja paling menguning ada di beberapa jengkal di depan matanya. Juga embun paling menggantung ada di ujung paling bawah dari sudut mata yang sering berharap tanpa isyarat. Meraba perlahan tanpa tau ada ujung runcing yang nantinya diam-diam mengintai. Aku tak takut sakit. Karena untuk mencintai pasti ada sakit. Tapi untuk sakit tidak harus saling mencintai.

Pernah dengar cerita dewa malam yang menghilang saat siang? Tidak? Memang tidak pernah ada. Itulah rasanya mendengar apa yang sangat asing di telinga.
Kamu bukan buram tapi hanya kadang kamu terlihat seperti bayangan. Kamu bukan hitam tapi hanya seperti siang di tengah malam.
https://justanormalone.files.wordpress.com/2013/02/seeds-photography-brown-tag-thank-you-binoculars.jpg 
Aneh? Tak paham? Bacalah berulang kali. Sampai mengerti rasanya seperti ini. Karena kadang yang tidak disadari hanya butuh sekian dan terima kasih.

4 comments:

  1. Biar ga redup kasih 500 Mwatt kak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pake obor ajalah sekalian teriakin maling. 😐

      Delete
  2. Mudahan gak salah paham sama tulisab mbak.

    sakit memang pasti dirasa, tapi apa salahnya merasakan sakit untuk menggapai cinta?

    ReplyDelete
  3. Pembaca bebas menafsirkan kok ka. Nice comment :)

    ReplyDelete

Translate

Koki Blog

My photo
Jakarta , Indonesia
Panggil saya Tyas, tanpa Mirasih apalagi dengan Muncus. sekian