Sejatinya aku selalu menunggu saatmu. Dimana aku merebahkan lelah, pilu dan segala yang tak terdeteksi sampai mimpi setelahmu usai.
Hai pagi!
Sejatinya aku selalu tenang ketika sampai saatnya datang segala tanggung jawabku telah terselesaikan saat malam.
Hai siang!
Sejatinya kamu yang selalu buatku enggan. Enggan karena terlalu panjang akhirnya dengan hanya berpikir dan berpikir.
Hai senja!
Sejatinya kau lelah yang tersisa dari tadi siang. Tunggu hingga waktunya terbenam aku kadang menggerang.
Kalau
saja seputaran waktu hanya dihabiskan dengan diam mungkin sampai
sekarang tanpa ada diskusi dari pagi hingga malam. Meski diskusi dengan
diri sendiri, namun tetap saja akhirnya hasil. Sekarang jika hanya keluh yang
tersisa sebagian tolong ingatkan untuk di simpan. Karena bahagia
sejatinya didapat saat hari tua. Sekarang adalah jenjang sampai pada
membahagiakan hari tua. Jika tuaku nanti masih saja bekerja, bukan
karena belum bahagia. Tapi karena jenjang membahagiakan tidak berakhir
hanya untuk diri sendiri. Sampai pada akhirnya mereka cukup berkata "terima
kasih".
Hay, salam kenal. Salam blogger
ReplyDeletelagi blogwalking nih. Kunbal ya :))
Hai. Salam kenal juga ya. Makasih :)
Deletekeren mbak kalimat2 terakhirnya... (y)
ReplyDeleteAlhamdulillah. Makasih ya :)
ReplyDeleteWahh keren sajaknya, mantap mbak yas.. trilogi sehari, siang, malam dan pagi.. pujangga. :D
ReplyDeleteSeperti kita yang menunggu mereka. Haha
ReplyDelete