Wednesday, December 24, 2014

YUK CUAP!

Setelah beribu abad lamanya, dikirain ini blog udah ada banyak sarang laba-laba terus di sudutnya ada orang compang-camping bilang "tulis saya om, tante udah seribu abad belum di tulis". Hah maaf blog kesayangan. 
Akhirnya baru hari ini sempetin bersihin kamu dari sarang laba-laba. kadang sih sempetin reuni dateng ke blog ini tapi tanpa login.Sekarang mau cuap sedikit tentang apa aja yang dialamin sampai bikin kamu kaya gudang. 
Mungkin alasan sibuk bukan soal yang tepat. Tapi ya emang sibuk, mau gimana lagi. Ya sibuknya masih datang dari hal positif. Alhamdu.... lilah.

Dari enam bulan yang lalu sampai sekarang, akhirnya impian selama 7 tahun yang lalu terwujud juga. 
GURU! YES GURU! Sekarang Ciptaningtyas Kusuma Dewi sudah jadi salah satu guru di SMP YMIK. IYEY! Tepatnya guru bahasa Indonesia. Alhamdulillah lagi ah... Alhamdu...lillah.
Susah seneng banyak banget di dapat dari enam bulan ini. Makin ngerti guru bukan jadi orang yang sekadar ngasih materi dan ngasih nilai, tapi yang paling penting adalah tugas mendidik. Pastinya bukan hanya satu dua anak yang engga paham sabarnya guru. Pas udah ngajar masyaALLAH rasanya kadang pengen minta maaf sama guru-guru yang sering dicuekin. "Maaf Pak Bu, saya khilaf". Makin banyak yang bilang galak, jutek dan sebagainya tapi percayalah semua itu adalah kebenaran. CANDA!
Sekian banyak susahnya jadi guru, tapi seneng tentu lebih banyak. Sabar yang banyak pasti banyak kebaikan juga yang didapat. aamiin...

Selain kesibukkan jadi guru, status yang jadi mahasiswi (lagi) juga menuntut setiap buka laptop untuk cari referensi. Tapi semua sulit yang dialami harus dinikmati kan? Namanya juga proses pasti ga akan mudah. 
Semoga alasan di atas menjadi pertimbangan untuk memaklumi ya. Kabar baiknya hari ini libur sekolah. LIBUR TELAH TIBA LIBUR TELAH TIBA AHAI AHAI! Lumayanlah buat creambath otak! Secepatnya bakal nulis kamu lagi dengan lebih mutu. Tunggu ia? jangan ngambek lagi dong! hihihi. BUBAY!

Saturday, July 12, 2014

Hai, Terima Kasih!


Hai malam!
Sejatinya aku selalu menunggu saatmu. Dimana aku merebahkan lelah, pilu dan segala yang tak terdeteksi sampai mimpi setelahmu usai.







Hai pagi!
Sejatinya aku selalu tenang ketika sampai saatnya datang segala tanggung jawabku telah terselesaikan saat malam.




Hai siang! 
Sejatinya kamu yang selalu buatku enggan. Enggan karena terlalu panjang akhirnya dengan hanya berpikir dan berpikir.

Hai senja! 
Sejatinya kau lelah yang tersisa dari tadi siang. Tunggu hingga waktunya terbenam aku kadang menggerang.

Kalau saja seputaran waktu hanya dihabiskan dengan diam mungkin sampai sekarang tanpa ada diskusi dari pagi hingga malam. Meski diskusi dengan diri sendiri, namun tetap saja akhirnya hasil. Sekarang jika hanya keluh yang tersisa sebagian tolong ingatkan untuk di simpan. Karena bahagia sejatinya didapat saat hari tua. Sekarang adalah jenjang sampai pada membahagiakan hari tua. Jika tuaku nanti masih saja bekerja, bukan karena belum bahagia. Tapi karena jenjang membahagiakan tidak berakhir hanya untuk diri sendiri. Sampai pada akhirnya mereka cukup berkata "terima kasih".

Sunday, February 23, 2014

Bagiku, kamu.




Karena bagiku, kamu bukan mimpi sendu yang dikirimkan malam untuk membangunkan tidur dari cemas yang tak nihil.
karena bagiku, kamu bukan hujan pagi yang dikirimkan matahari untuk meratakan tanah dengan air tak bersebab.
Karena bagiku, kamu bukan ranting kering yang tiba-tiba saja merapuh hanya karena angin.
Karena bagiku, kamu bukan lebam yang bisa disembuhkan hanya dengan minyak jelantah.
Karena bagiku, kamu bukan teduh yang tak terjamah karena terlalu tersembunyi dan tak terlihat.
Karena bagiku, kamu bukan jejak yang nantinya akan kapok untuk aku telusuri lagi.


Bagiku, kamu adalah wacana sebelum tidur hingga malam menjadi menenangkan.
Bagiku, kamu adalah matahari yang mengalahkan hujan pagi.
Bagiku, kamu adalah ranting paling kokoh di antara pohon yang mulai merapuh karena erosi.
Bagiku, kamu bukan lebam yang membiru, tapi memerah karena malu-malu.
Bagiku kamu adalah keteduhan yang didapat hanya dengan sekadar melihat.
Bagiku, kamu adalah jejak berbekas yang tak kupedulikan ada atau tidak ujung di dalamnya.

Lalu, kalau boleh aku bertanya.  Bagimu, aku ini apa?

Thursday, January 23, 2014

KOSONG ISI KOSONG



Dan sebuah cerita masa lalu. Lalu dengan sebuah ego yang tidak terpersatukan, dengan segala kurang yang tak ditutupkan. Maka dengan itu aku bergumam tentang cerita yang disimpan dan setiap titik ingatan selalu didoakan.

Bagaimana merangkai baberapa memory dengan atau tanpa amnesia. Mengapa selalu terdapat ending setelah cerita? Dan kenapa ending tidak dapat diatur oleh sutradara yang sebenarnya mengawali cerita itu aku dan kamu? Atau kita hanya pemain yang diatur oleh sutradara dan dinilai oleh mereka? 
Karena tujuan yang sama tidak selalu mengambil jalan yang sama pula. Akhirnya kita memilih jalan yang berbeda, berharap bertemu di simpangan tapi justru kamu jalan duluan.

TIDAK! Ini bukan salah keadaan. Ini hanya ketidakmampuan kita untuk meracik logika dengan perkataan, berat sebelah dan tumpah. Cerita yang pernah ada, pernah diadakan, yang dibahagiakan dan berusaha membahagiakan tapi kini semua mencapai ending, disimpan rapi, dikunci, dan tidak akan dibuka lagi. Bukan luka alasannya, tapi karena takut mencari-cari alasan kenapa sutradara terlalu cepat mengambil akhir. Padahal pemain sudah sangat sadar ada kekosongan yang tidak dapat ditempati. Saling mengisi ternyata bukan "hanya" tapi 'keseluruhan". Keberadaan yang diharapkan tapi sepanjang ingatan, nampak pun tidak pernah. 


Kemudian jika baju tanpa lengan nyaman dipakai saat kemarau panjang dan tidak untuk saat dingin datang, maka disitulah tempat penyesuaian. Penyesuaian yang kadang terasa sangat berbeda. Berbeda dan tidak dapat dipaksa untuk sama. YA KAMU! Orang yang sebenarnya mampu mengisi tapi tak memberi kekosongan untuk di isi dan rasanya hambar. 
Akhirnya tempat yang kosong isi kosong. Kadang kita hanya butuh orang lain untuk menyembuhkan kekecewaan bukan karena kecewa yang teramat dalam, tapi ada kosong yang sudah sangat kosong. 

Pelanggan Mampir



Wednesday, December 24, 2014

YUK CUAP!

Setelah beribu abad lamanya, dikirain ini blog udah ada banyak sarang laba-laba terus di sudutnya ada orang compang-camping bilang "tulis saya om, tante udah seribu abad belum di tulis". Hah maaf blog kesayangan. 
Akhirnya baru hari ini sempetin bersihin kamu dari sarang laba-laba. kadang sih sempetin reuni dateng ke blog ini tapi tanpa login.Sekarang mau cuap sedikit tentang apa aja yang dialamin sampai bikin kamu kaya gudang. 
Mungkin alasan sibuk bukan soal yang tepat. Tapi ya emang sibuk, mau gimana lagi. Ya sibuknya masih datang dari hal positif. Alhamdu.... lilah.

Dari enam bulan yang lalu sampai sekarang, akhirnya impian selama 7 tahun yang lalu terwujud juga. 
GURU! YES GURU! Sekarang Ciptaningtyas Kusuma Dewi sudah jadi salah satu guru di SMP YMIK. IYEY! Tepatnya guru bahasa Indonesia. Alhamdulillah lagi ah... Alhamdu...lillah.
Susah seneng banyak banget di dapat dari enam bulan ini. Makin ngerti guru bukan jadi orang yang sekadar ngasih materi dan ngasih nilai, tapi yang paling penting adalah tugas mendidik. Pastinya bukan hanya satu dua anak yang engga paham sabarnya guru. Pas udah ngajar masyaALLAH rasanya kadang pengen minta maaf sama guru-guru yang sering dicuekin. "Maaf Pak Bu, saya khilaf". Makin banyak yang bilang galak, jutek dan sebagainya tapi percayalah semua itu adalah kebenaran. CANDA!
Sekian banyak susahnya jadi guru, tapi seneng tentu lebih banyak. Sabar yang banyak pasti banyak kebaikan juga yang didapat. aamiin...

Selain kesibukkan jadi guru, status yang jadi mahasiswi (lagi) juga menuntut setiap buka laptop untuk cari referensi. Tapi semua sulit yang dialami harus dinikmati kan? Namanya juga proses pasti ga akan mudah. 
Semoga alasan di atas menjadi pertimbangan untuk memaklumi ya. Kabar baiknya hari ini libur sekolah. LIBUR TELAH TIBA LIBUR TELAH TIBA AHAI AHAI! Lumayanlah buat creambath otak! Secepatnya bakal nulis kamu lagi dengan lebih mutu. Tunggu ia? jangan ngambek lagi dong! hihihi. BUBAY!

Saturday, July 12, 2014

Hai, Terima Kasih!


Hai malam!
Sejatinya aku selalu menunggu saatmu. Dimana aku merebahkan lelah, pilu dan segala yang tak terdeteksi sampai mimpi setelahmu usai.







Hai pagi!
Sejatinya aku selalu tenang ketika sampai saatnya datang segala tanggung jawabku telah terselesaikan saat malam.




Hai siang! 
Sejatinya kamu yang selalu buatku enggan. Enggan karena terlalu panjang akhirnya dengan hanya berpikir dan berpikir.

Hai senja! 
Sejatinya kau lelah yang tersisa dari tadi siang. Tunggu hingga waktunya terbenam aku kadang menggerang.

Kalau saja seputaran waktu hanya dihabiskan dengan diam mungkin sampai sekarang tanpa ada diskusi dari pagi hingga malam. Meski diskusi dengan diri sendiri, namun tetap saja akhirnya hasil. Sekarang jika hanya keluh yang tersisa sebagian tolong ingatkan untuk di simpan. Karena bahagia sejatinya didapat saat hari tua. Sekarang adalah jenjang sampai pada membahagiakan hari tua. Jika tuaku nanti masih saja bekerja, bukan karena belum bahagia. Tapi karena jenjang membahagiakan tidak berakhir hanya untuk diri sendiri. Sampai pada akhirnya mereka cukup berkata "terima kasih".

Sunday, February 23, 2014

Bagiku, kamu.




Karena bagiku, kamu bukan mimpi sendu yang dikirimkan malam untuk membangunkan tidur dari cemas yang tak nihil.
karena bagiku, kamu bukan hujan pagi yang dikirimkan matahari untuk meratakan tanah dengan air tak bersebab.
Karena bagiku, kamu bukan ranting kering yang tiba-tiba saja merapuh hanya karena angin.
Karena bagiku, kamu bukan lebam yang bisa disembuhkan hanya dengan minyak jelantah.
Karena bagiku, kamu bukan teduh yang tak terjamah karena terlalu tersembunyi dan tak terlihat.
Karena bagiku, kamu bukan jejak yang nantinya akan kapok untuk aku telusuri lagi.


Bagiku, kamu adalah wacana sebelum tidur hingga malam menjadi menenangkan.
Bagiku, kamu adalah matahari yang mengalahkan hujan pagi.
Bagiku, kamu adalah ranting paling kokoh di antara pohon yang mulai merapuh karena erosi.
Bagiku, kamu bukan lebam yang membiru, tapi memerah karena malu-malu.
Bagiku kamu adalah keteduhan yang didapat hanya dengan sekadar melihat.
Bagiku, kamu adalah jejak berbekas yang tak kupedulikan ada atau tidak ujung di dalamnya.

Lalu, kalau boleh aku bertanya.  Bagimu, aku ini apa?

Thursday, January 23, 2014

KOSONG ISI KOSONG



Dan sebuah cerita masa lalu. Lalu dengan sebuah ego yang tidak terpersatukan, dengan segala kurang yang tak ditutupkan. Maka dengan itu aku bergumam tentang cerita yang disimpan dan setiap titik ingatan selalu didoakan.

Bagaimana merangkai baberapa memory dengan atau tanpa amnesia. Mengapa selalu terdapat ending setelah cerita? Dan kenapa ending tidak dapat diatur oleh sutradara yang sebenarnya mengawali cerita itu aku dan kamu? Atau kita hanya pemain yang diatur oleh sutradara dan dinilai oleh mereka? 
Karena tujuan yang sama tidak selalu mengambil jalan yang sama pula. Akhirnya kita memilih jalan yang berbeda, berharap bertemu di simpangan tapi justru kamu jalan duluan.

TIDAK! Ini bukan salah keadaan. Ini hanya ketidakmampuan kita untuk meracik logika dengan perkataan, berat sebelah dan tumpah. Cerita yang pernah ada, pernah diadakan, yang dibahagiakan dan berusaha membahagiakan tapi kini semua mencapai ending, disimpan rapi, dikunci, dan tidak akan dibuka lagi. Bukan luka alasannya, tapi karena takut mencari-cari alasan kenapa sutradara terlalu cepat mengambil akhir. Padahal pemain sudah sangat sadar ada kekosongan yang tidak dapat ditempati. Saling mengisi ternyata bukan "hanya" tapi 'keseluruhan". Keberadaan yang diharapkan tapi sepanjang ingatan, nampak pun tidak pernah. 


Kemudian jika baju tanpa lengan nyaman dipakai saat kemarau panjang dan tidak untuk saat dingin datang, maka disitulah tempat penyesuaian. Penyesuaian yang kadang terasa sangat berbeda. Berbeda dan tidak dapat dipaksa untuk sama. YA KAMU! Orang yang sebenarnya mampu mengisi tapi tak memberi kekosongan untuk di isi dan rasanya hambar. 
Akhirnya tempat yang kosong isi kosong. Kadang kita hanya butuh orang lain untuk menyembuhkan kekecewaan bukan karena kecewa yang teramat dalam, tapi ada kosong yang sudah sangat kosong. 

Wednesday, December 24, 2014

YUK CUAP!

Setelah beribu abad lamanya, dikirain ini blog udah ada banyak sarang laba-laba terus di sudutnya ada orang compang-camping bilang "tulis saya om, tante udah seribu abad belum di tulis". Hah maaf blog kesayangan. 
Akhirnya baru hari ini sempetin bersihin kamu dari sarang laba-laba. kadang sih sempetin reuni dateng ke blog ini tapi tanpa login.Sekarang mau cuap sedikit tentang apa aja yang dialamin sampai bikin kamu kaya gudang. 
Mungkin alasan sibuk bukan soal yang tepat. Tapi ya emang sibuk, mau gimana lagi. Ya sibuknya masih datang dari hal positif. Alhamdu.... lilah.

Dari enam bulan yang lalu sampai sekarang, akhirnya impian selama 7 tahun yang lalu terwujud juga. 
GURU! YES GURU! Sekarang Ciptaningtyas Kusuma Dewi sudah jadi salah satu guru di SMP YMIK. IYEY! Tepatnya guru bahasa Indonesia. Alhamdulillah lagi ah... Alhamdu...lillah.
Susah seneng banyak banget di dapat dari enam bulan ini. Makin ngerti guru bukan jadi orang yang sekadar ngasih materi dan ngasih nilai, tapi yang paling penting adalah tugas mendidik. Pastinya bukan hanya satu dua anak yang engga paham sabarnya guru. Pas udah ngajar masyaALLAH rasanya kadang pengen minta maaf sama guru-guru yang sering dicuekin. "Maaf Pak Bu, saya khilaf". Makin banyak yang bilang galak, jutek dan sebagainya tapi percayalah semua itu adalah kebenaran. CANDA!
Sekian banyak susahnya jadi guru, tapi seneng tentu lebih banyak. Sabar yang banyak pasti banyak kebaikan juga yang didapat. aamiin...

Selain kesibukkan jadi guru, status yang jadi mahasiswi (lagi) juga menuntut setiap buka laptop untuk cari referensi. Tapi semua sulit yang dialami harus dinikmati kan? Namanya juga proses pasti ga akan mudah. 
Semoga alasan di atas menjadi pertimbangan untuk memaklumi ya. Kabar baiknya hari ini libur sekolah. LIBUR TELAH TIBA LIBUR TELAH TIBA AHAI AHAI! Lumayanlah buat creambath otak! Secepatnya bakal nulis kamu lagi dengan lebih mutu. Tunggu ia? jangan ngambek lagi dong! hihihi. BUBAY!

Saturday, July 12, 2014

Hai, Terima Kasih!


Hai malam!
Sejatinya aku selalu menunggu saatmu. Dimana aku merebahkan lelah, pilu dan segala yang tak terdeteksi sampai mimpi setelahmu usai.







Hai pagi!
Sejatinya aku selalu tenang ketika sampai saatnya datang segala tanggung jawabku telah terselesaikan saat malam.




Hai siang! 
Sejatinya kamu yang selalu buatku enggan. Enggan karena terlalu panjang akhirnya dengan hanya berpikir dan berpikir.

Hai senja! 
Sejatinya kau lelah yang tersisa dari tadi siang. Tunggu hingga waktunya terbenam aku kadang menggerang.

Kalau saja seputaran waktu hanya dihabiskan dengan diam mungkin sampai sekarang tanpa ada diskusi dari pagi hingga malam. Meski diskusi dengan diri sendiri, namun tetap saja akhirnya hasil. Sekarang jika hanya keluh yang tersisa sebagian tolong ingatkan untuk di simpan. Karena bahagia sejatinya didapat saat hari tua. Sekarang adalah jenjang sampai pada membahagiakan hari tua. Jika tuaku nanti masih saja bekerja, bukan karena belum bahagia. Tapi karena jenjang membahagiakan tidak berakhir hanya untuk diri sendiri. Sampai pada akhirnya mereka cukup berkata "terima kasih".

Sunday, February 23, 2014

Bagiku, kamu.




Karena bagiku, kamu bukan mimpi sendu yang dikirimkan malam untuk membangunkan tidur dari cemas yang tak nihil.
karena bagiku, kamu bukan hujan pagi yang dikirimkan matahari untuk meratakan tanah dengan air tak bersebab.
Karena bagiku, kamu bukan ranting kering yang tiba-tiba saja merapuh hanya karena angin.
Karena bagiku, kamu bukan lebam yang bisa disembuhkan hanya dengan minyak jelantah.
Karena bagiku, kamu bukan teduh yang tak terjamah karena terlalu tersembunyi dan tak terlihat.
Karena bagiku, kamu bukan jejak yang nantinya akan kapok untuk aku telusuri lagi.


Bagiku, kamu adalah wacana sebelum tidur hingga malam menjadi menenangkan.
Bagiku, kamu adalah matahari yang mengalahkan hujan pagi.
Bagiku, kamu adalah ranting paling kokoh di antara pohon yang mulai merapuh karena erosi.
Bagiku, kamu bukan lebam yang membiru, tapi memerah karena malu-malu.
Bagiku kamu adalah keteduhan yang didapat hanya dengan sekadar melihat.
Bagiku, kamu adalah jejak berbekas yang tak kupedulikan ada atau tidak ujung di dalamnya.

Lalu, kalau boleh aku bertanya.  Bagimu, aku ini apa?

Thursday, January 23, 2014

KOSONG ISI KOSONG



Dan sebuah cerita masa lalu. Lalu dengan sebuah ego yang tidak terpersatukan, dengan segala kurang yang tak ditutupkan. Maka dengan itu aku bergumam tentang cerita yang disimpan dan setiap titik ingatan selalu didoakan.

Bagaimana merangkai baberapa memory dengan atau tanpa amnesia. Mengapa selalu terdapat ending setelah cerita? Dan kenapa ending tidak dapat diatur oleh sutradara yang sebenarnya mengawali cerita itu aku dan kamu? Atau kita hanya pemain yang diatur oleh sutradara dan dinilai oleh mereka? 
Karena tujuan yang sama tidak selalu mengambil jalan yang sama pula. Akhirnya kita memilih jalan yang berbeda, berharap bertemu di simpangan tapi justru kamu jalan duluan.

TIDAK! Ini bukan salah keadaan. Ini hanya ketidakmampuan kita untuk meracik logika dengan perkataan, berat sebelah dan tumpah. Cerita yang pernah ada, pernah diadakan, yang dibahagiakan dan berusaha membahagiakan tapi kini semua mencapai ending, disimpan rapi, dikunci, dan tidak akan dibuka lagi. Bukan luka alasannya, tapi karena takut mencari-cari alasan kenapa sutradara terlalu cepat mengambil akhir. Padahal pemain sudah sangat sadar ada kekosongan yang tidak dapat ditempati. Saling mengisi ternyata bukan "hanya" tapi 'keseluruhan". Keberadaan yang diharapkan tapi sepanjang ingatan, nampak pun tidak pernah. 


Kemudian jika baju tanpa lengan nyaman dipakai saat kemarau panjang dan tidak untuk saat dingin datang, maka disitulah tempat penyesuaian. Penyesuaian yang kadang terasa sangat berbeda. Berbeda dan tidak dapat dipaksa untuk sama. YA KAMU! Orang yang sebenarnya mampu mengisi tapi tak memberi kekosongan untuk di isi dan rasanya hambar. 
Akhirnya tempat yang kosong isi kosong. Kadang kita hanya butuh orang lain untuk menyembuhkan kekecewaan bukan karena kecewa yang teramat dalam, tapi ada kosong yang sudah sangat kosong. 

Translate

Koki Blog

My photo
Jakarta , Indonesia
Panggil saya Tyas, tanpa Mirasih apalagi dengan Muncus. sekian