Sunday, February 23, 2014

Bagiku, kamu.




Karena bagiku, kamu bukan mimpi sendu yang dikirimkan malam untuk membangunkan tidur dari cemas yang tak nihil.
karena bagiku, kamu bukan hujan pagi yang dikirimkan matahari untuk meratakan tanah dengan air tak bersebab.
Karena bagiku, kamu bukan ranting kering yang tiba-tiba saja merapuh hanya karena angin.
Karena bagiku, kamu bukan lebam yang bisa disembuhkan hanya dengan minyak jelantah.
Karena bagiku, kamu bukan teduh yang tak terjamah karena terlalu tersembunyi dan tak terlihat.
Karena bagiku, kamu bukan jejak yang nantinya akan kapok untuk aku telusuri lagi.


Bagiku, kamu adalah wacana sebelum tidur hingga malam menjadi menenangkan.
Bagiku, kamu adalah matahari yang mengalahkan hujan pagi.
Bagiku, kamu adalah ranting paling kokoh di antara pohon yang mulai merapuh karena erosi.
Bagiku, kamu bukan lebam yang membiru, tapi memerah karena malu-malu.
Bagiku kamu adalah keteduhan yang didapat hanya dengan sekadar melihat.
Bagiku, kamu adalah jejak berbekas yang tak kupedulikan ada atau tidak ujung di dalamnya.

Lalu, kalau boleh aku bertanya.  Bagimu, aku ini apa?

Pelanggan Mampir



Sunday, February 23, 2014

Bagiku, kamu.




Karena bagiku, kamu bukan mimpi sendu yang dikirimkan malam untuk membangunkan tidur dari cemas yang tak nihil.
karena bagiku, kamu bukan hujan pagi yang dikirimkan matahari untuk meratakan tanah dengan air tak bersebab.
Karena bagiku, kamu bukan ranting kering yang tiba-tiba saja merapuh hanya karena angin.
Karena bagiku, kamu bukan lebam yang bisa disembuhkan hanya dengan minyak jelantah.
Karena bagiku, kamu bukan teduh yang tak terjamah karena terlalu tersembunyi dan tak terlihat.
Karena bagiku, kamu bukan jejak yang nantinya akan kapok untuk aku telusuri lagi.


Bagiku, kamu adalah wacana sebelum tidur hingga malam menjadi menenangkan.
Bagiku, kamu adalah matahari yang mengalahkan hujan pagi.
Bagiku, kamu adalah ranting paling kokoh di antara pohon yang mulai merapuh karena erosi.
Bagiku, kamu bukan lebam yang membiru, tapi memerah karena malu-malu.
Bagiku kamu adalah keteduhan yang didapat hanya dengan sekadar melihat.
Bagiku, kamu adalah jejak berbekas yang tak kupedulikan ada atau tidak ujung di dalamnya.

Lalu, kalau boleh aku bertanya.  Bagimu, aku ini apa?

Sunday, February 23, 2014

Bagiku, kamu.




Karena bagiku, kamu bukan mimpi sendu yang dikirimkan malam untuk membangunkan tidur dari cemas yang tak nihil.
karena bagiku, kamu bukan hujan pagi yang dikirimkan matahari untuk meratakan tanah dengan air tak bersebab.
Karena bagiku, kamu bukan ranting kering yang tiba-tiba saja merapuh hanya karena angin.
Karena bagiku, kamu bukan lebam yang bisa disembuhkan hanya dengan minyak jelantah.
Karena bagiku, kamu bukan teduh yang tak terjamah karena terlalu tersembunyi dan tak terlihat.
Karena bagiku, kamu bukan jejak yang nantinya akan kapok untuk aku telusuri lagi.


Bagiku, kamu adalah wacana sebelum tidur hingga malam menjadi menenangkan.
Bagiku, kamu adalah matahari yang mengalahkan hujan pagi.
Bagiku, kamu adalah ranting paling kokoh di antara pohon yang mulai merapuh karena erosi.
Bagiku, kamu bukan lebam yang membiru, tapi memerah karena malu-malu.
Bagiku kamu adalah keteduhan yang didapat hanya dengan sekadar melihat.
Bagiku, kamu adalah jejak berbekas yang tak kupedulikan ada atau tidak ujung di dalamnya.

Lalu, kalau boleh aku bertanya.  Bagimu, aku ini apa?

Translate

Koki Blog

My photo
Jakarta , Indonesia
Panggil saya Tyas, tanpa Mirasih apalagi dengan Muncus. sekian